Minggu, 31 Agustus 2014


DEPAN BIOSKOP
INDONESIAN DRAMA
LOVE STORY


Story by : YB (YusufBhactiar)
Judul : Depan Bioskop
Cast : 1. Mikha Tambayong as Lyna
2. Derby Romero as Harris
3. Randy Pangalila as Danu
4. Donita as Dinda
Genre : Romance (Teen)
Keterangan : Cerpen
Cerita : Fiksi

Dibawah pohon, terlihat Lyna dan Danu menyanyikan sebuah lagi karangan mereka sendiri dengan gitaran asyik dari Danu, Lyna menadakan kata-kata yang dirangkainya dalam tulisan dilembar kertas yang ia pegangi. Memberi warna diantara kicauan burung sekitar serta membuat suasana alam menjadi indah.

Lyric : Bila ku ingat dalam benakku
Ada bayangmu, mengikutiku
Bila ku rasa dalam hatiku
Tak akan mudah melupakanmu

Dan a...
Aku ingin bersamamu
Aku ingin bersamamu
Dan a...
Ku tak ingin kehilanganmu
Tak ingin kehilanganmu.

"Gimana kalo kita kasih judul Ada Bayangmu?" ujar Lyna sesudah gitaran Danu berhenti berman. "Boleh. Kenapa nggak?!" jawab Danu tersenyum, disusul pula senyuman manis Lyna memandang Danu. Senyum akrab mereka sangat terasa, mengingat mereka telah lulus SMA.

"Serius amat sih, Ris (Menepuk bahu Haris) mikir PR aja, udah kaya mikir negara aja, lagian kan, kita masih liburan!" ledek Lyna duduk di kasur Harris yang tak jauh dari tempat duduk Harris belajar. Lyna bosan hanya melihati Harris belajar, ia berdiri merangkul Harris melihati apa yang sedang dikerjakannya. "Kerumah Danu aja yuk. Mumpung lagi padang bulan, hehehe." ajak Lyna menggoyah-goyah Harris dan melepaskan rangkulannya. Harris menengok ke arah Lyna dan mendapati muka Lyna imut-imut mencoba mengajak Harris.

Mereka langsung tancap gas ke rumah Danu. Sesampainya disana, terlihat Danu berduaan bersama seorang wanita di depan rumah. "Eh, Ris, Danu lagi sama siapa ya?" berhenti tak jauh dari depan rumah Haris. "Tau deh, kesana aja, yuk!" jawab Harris mengambil tangan Lyna diseretnya hingga Danu dan teman wanitanya kaget.
"What's up broo" sapa Harris ke Danu.
"Hai" sapa Lyna mengangkat tangan dan menyusul duduk.
"Pada ngapain nih, malem-malem gini tumben main?" tanya Danu
"Bosen dirumah Harris, kalo udah ketemu sama kamarnya, pasti belajar!. Ya, udah, kita kesini aja!" terang Lyna
"Emm.." gunam Danu
Lyna dan Haris mendorong-dorong pundak Danu sambil tersenyum tanda modus.
"Kenapa lu pade? Ohh.. Kenalin, ini Dinda, temen gue!" Danu memperkenalkan Dinda.
"Haii" sapa manis Dinda
Merekapun saling berkenalan satu sama lain.

Siang ini suasana tampak berbeda dengan hadirnya Dinda yang memasuki kehidupan Lyna, Harris, dan Danu. Sejak SMA hanya bertiga, kini dilengkapi formasi dua ceek dan dua cowok. Didalam mobil, mereka bersendau gurau ria menyapa terik matahari yang cukup terik.
"Eh, kita pada mau kemana nih?" tanya Harris menyetir
"Pulang aja, yuk?" ajak Dinda
"Yah, masa pulang.. Nanggung nih, nonton aja yuk?!" ajak Lyna
"Nonton apa, filmnya aja jelek-jelek!" gunam Danu
"Wahh, ini, nih, kurangnya cinta produk Indonesia!" sahut Harris
"bener tuh, ada film baru kok, baru tayang! Dijamin, nggak nyesel deh!" sahut Lyna
Akhirnya mereka berempat pergi ke Mall yang tak jauh dari posisi mereka berada sekarang. Sesampainya di parkiran, mereka turun, langsung naik ke lantai empat.
"Li, Din, lo pada beli Pop Corn sama minum gih!, Gue sama Danu beli tiketnya dulu!" ujar Harris
"Ok, boss!" jawab Lyna serentak menarik tangan Dinda.
Tak lama kemudian, datanglah Harris dan Danu menghampiri Lyna dan Dinda yang duduk di kursi tunggu.
(Berdiri menyambut Harris dan Danu) "Gimana? Kita di studio berapa nih?" tanya Lyna
"Tiga" jawab singkat Danu.
Karena jam tayang film yang akan ditonton mereka berempat sudah dibuka, mereke bergegas masuk ke studio empat dan mencari bangku dimana mereka duduk masing-masing. Film telah diputar sekitar dua jam dan akhirnya selesai. Mereka keluar dengan tampang-tampang lucu, langsung turun ke lantai tiga mencari makanan.
"Eh, tadi tuh, horror banget filmnya! Tuh liat, sampai Dinda ketakutan." ledek Lyna

Dikamar, Lyna melemparkan dirinya di kasur yang nyamanmiliknya sendiri. Beberapa saat Lyna mau memejamkan matanya, ia dibangunkan kembali oleh dering telepon disampingnya. Bergegas Lyna mengambil teleponnya dan duduk menjawab.
"Ada apa? Kangen ya? Hehehe" sapa Lyna
"Udah liat belom?" tanya Harris
"Liat apa?" kepo Lyna
Tiba-tiba telepon diputus oleh Harris tanpa memberi keterangan apapun kepada Lyna.
"Ihh, dasar nih orang! Kebiasaan deh! Bikin orang kepo tau nggak!".

Ditempat nongkrong mereka, di Kafe dekat rumah Dinda (Disitulah pertama kali juga Danu bertemu dengan Dinda) sejak SMA menjadi tongkrongan favorit mereka. Disambut halus oleh lagu yang menenangkan pikiran, mereka bersandau gurau dibangku yang nyaman seperti biasa mereka duduki dan tak pernah berubah.
"Yuk!" bisik Lyna ke Danu dan mereka berdua pergi meninggalkan Dinda dan Harris ke atas panggung.
Dimainkannya sebuah lagu ciptaan Danu dan Lyna yang tak asing juga bagi Harris karena itu adalah lagu yang sering dimainkannya saat mereka berkumpul. Alunan gitar indah Danu dilengkapi suara lembut Lyna membuat Kafe serasa ilik mereka.
Lyric : Bila ku ingat dalam benakku
Ada bayangmu, mengikutiku
Bila ku rasa dalam hatiku
Tak akan mudah melupakanmu

Dan a...
Aku ingin bersamamu
Aku ingin bersamamu
Dan a...
Ku tak ingin kehilanganmu
Tak ingin kehilanganmu.

Selesai lagu bermain, Lyna mengucapkan sebuah kata
"Lagu ini saya cipatakan untuk para sahabatku yang tercinta, tersayang, terunyuk yang nggak pernah bosen-bosenya buat dengerin lagu ini." diakhiri dengan senyum Lyna.

Selesai acara nongkrong mereka berempat, Lyna dan Harris pulang berjalan berdua.
"Gue udah baca lagi surat dari lo." Lyna memulai percakapan
"Terus gimana?" tanya Harris
"Gue nggak bisa Ris. Sebenernya, orang yang gue suka itu Danu"
Harris menghentikan langkahnya terpukul mendengar pernyataan Lyna.

Malam harinya, Dinda pergi kerumah Lyna. Melihati Lyna yang sedang bermain ayunan, Dinda duduk disampingnya.
"Li" sapa Dinda memberikan sesuatu ke Lyna
Lynamenoleh ke Dinda dan mengambil sesuatu darinya.
"Tiket?" bingung Lyna
"Itu pesenan dari Danu." ujar Dinda
"Tapi, bukannya lo suka sama Danu?" ujar Lyna
"Harris." jawab singkat Dinda tersenyum
"Hah?" kaget Lyna
"Harris orangnya, bukan Danu. Sebenernya pertama kali gue ketemu sama Danu di Kafe..."

Pertemuan pertama Danu dan Dinda di Kafe. Dinda duduk sendiri membaca buku, dilihatnya Danu sedang menunggu seseorang. Dinda menghampiri Danu.
"Sendirian aja? Mana yang lain?" sapa Dinda duduk disamping Danu
"Iya, nggak tau tuh pada kemana!" jawab kesal Danu
"Emang Harris kemana? Boleh nggak, kenalin aku ke Harris?" tanya Dinda
"Lo suka sama Harris?" jawab Danu
Dinda hanya tersenyum menganggukan kepala.

"Tapi, malah kamu deket sama Harris, ditambah dia ngasih surat cinta ke kamu." Terang Dinda
"Kenapa nggak bilang sih dari awal?" jawab Lyna tersenyum
"Udah gih, sana, Danu udah nunggu lho!" terang Dinda

Akhirnya Lyna bergegas pergi meninggalkan Dinda dengan menaiki mobilnya. Harris yang tanpa sengaja tahu Lyna pergi, tetapi ia hanya bisa melihat mobilnya melintas didepan rumahnya tanpa berbuat apa-apa. Sesampainya Lyna di parkiran, ia lari kencang menuju ke Bioskop. Dilihatnya Danu berdiam menunggu Lyna, tanpa basa-basi, ia menghampiri Danu dengan terengah-engah dicampur senyum senang.

Finally, Lyna dan Danu resmi menjadi sepasang kekasih. Mereka sering menyanyikan lagu mereka berdua, nonton bareng, makan bareng, dan semuanya serba bareng. Tapi Harris dan Dinda masih dalam jangka PDKT. Mereka berempat masih tetap bersahabat seperti biasa.

The End

Follow: @yb_films
Cpyrighyt 2014 by  Yusuf Bhactiar

Cerita Pendek 2014 | Bakso Bakar [Karya Anak Bangsa]


"BAKSO BAKAR"
INDONESIAN DRAMA LOVE STORY MEMPERSEMBAHKAN

Story by : YB (YusufBhactiar) [@yb_films]
Judul : Bakso Bakar
Cast : 1. Anisa Rahma as Mitha
2. Rizky Nazar as Ardi
3. Dinda Kirana as Nana (Mitha's Friends)
4. Tasya Kamila as Cindy (Mitha's Friends)
5. Tio Pakusadewo as Ardi's Father
6. Eza Gionino as Tomy
Genre : Romance (Teen)
Keterangan : Cerpen
Cerita : Fiksi

"Mitha! lo kemaren dari mana aja, sih? Dicariin Dosen tau!" omel Nana
"Iya! Betul!" ujar Cindy
"Aduh, bawel amat, sih lu berdua! Gue baru makan kalik!" jawab Mitha
"Kamu pasti ke sana lagi, ya! Lulus kuliah dulu kalek, baru tuh lo kejar Mas Ardi lo itu!"
"Udah ah, dari pada dengerin omelan lu berdua, gue mending ke WC! Beser gue lo omelin muluk!" ujar Mitha meninggalkan Nana dan Cindy

Dikamar memeluk boneka hadiah ulang tahunnya ke-19, Mitha perlahan menutup mata. Mendengar suara pintu terbuka, ia sontak membuka mata dan saat ia menoleh ke samping dilihatnya Ardi berbaring memandanginya. Mitha syok berat menepuk pipnya pelan dengan mulut yang mengaga.
"A.. Ardi?! Kamu ngapain kesini, kok kamu bisa masuk?! Emangnya papa mama aku nggak ada diluar ya?! Biasanya jam tujuh malem begini mereka belum tidur..!" Ujar Mitha dan dihentikan oleh Ardi dengan jari manisnya yang menempel di bibir Mitha. Saat jari manis Ardi memegang pipinya, perlahan Ardi mendekatkan mukanya ke muka Mitha, perlahan, perlahan, Mitha menutup mata, saat dibuka.. "Woyyyyyy!" kaget Nana dan Cindy membuat kaget Mitha.
"Ihh, kamu kenapa, sih monyong-monyongin bibir kamu kaya gitu?!" ledek Cindy
"Iya, nih! Jangan-jangan.." ujar Nana dihentikan Mitha
"Apaan, sih!! Nggak usah ngaco, deh!!" potong Mitha khawatir serta malu
"Udah, deh! Ngaku aja kalik! Lo ngimpiin Ardi, kan!! Ngaku deh!"
"Gue kan malu.." jawab Mitha
"Lagian kok kamu kok jam segini udah tidur?" ujar Cindy
"Aduhh, gue capek, nih! Lo tau sendiri, kan kalo tadi gue diomelin abis-abisan sama Dosen Killer itu! Gue nnggak lagi-lagi deh bolos pas pelajaran dia!" ujar Mitha sambil duduk memeluk boneka.
"Emangnya lo nggak mau beli BB apa? Mumpung Malming, nih kita temenin." tawar Nana
"Tutup kalek!"
"Ngerti aja kalo dia tutup." jawab Cindy
"Ya, iya, lah. Tentang dia, nih, yang paling tau and update, tuh, ya, cuma Mitha." sahut Cindy
"Udah,ah.. Lo pada pulang sana gih! Gue campek! Mau tidur! Hus.. Hush.. Ngganggu aja gue lagi ngimpi!" usir Mitha membaringkan diri dan berselimut.

Waktu menunjukkan jam empat sore, Mitha bergegas pergi mengambil sepeda motornya ke tempat biasa Ardi berjualan. Sesampainya ditempat itu, Mitha memarkirkan motor lalu turun menghampiri Ardi yang sedang beres-beres karena baru saja buka.
"Eh, Mit, mau beli?" sapa Ardi yang sedang sibuk beres-beres
"Iya, Mas. Baru buka, ya?" tanya Mitha
"Iya. Tunggu bentar ya, kamu datengnya kecepetan." tersenyum memandang Mitha
Mitha hanya menganggukan kepala dan membalas senyumannya.
"Duduk disini Mith." Tawar Ardi yang mengankat kursi dan menaruhnya disamping Mitha.
"Iya Mas." jawab Mitha lalu duduk.

Beberapa saat kemudian, Gerobak sudah siap. Mitha sampai engong dari tadi melihati Ardi yang sedang sibuk.
"Mau berapa Mit? Ujar Ardi
"Ehm.. Lima aja deh." jawab Mitha
"Kaya biasa ya?!" singkat Ardi
Ardi pun segera membuatkan pesanan Mitha yang berulang kali sama. Bakso bakar lima dan extra pedas. Mitha terus memandangi Ardi yang sedang menipas Bakso bakar yang di panggangan, dibalut dengan senyum-senyum. Sampai pesanan sudah jadi, Ardi berjalan ke kursi Mitha dan memberikan bungkusan, ia pun juga ikut berdiri dan memberikan uang.
"Nanti jam tujung dateng lagi nggak Mit?" ujar Ardi
Mitha haya tersenyum dan bergegas pulang mengendarai motornya.

Jam Tujuh malam kemudian, Mitha kembali lagi membeli bakso bakar tunggal rasa karya Ardi. "Jam sepuluh nanti balik langi nggak Mit?" Ujar Ardi.
Jam Sepuluh malam kemudian, Mitha kembali lagi, saat Ardi sedang berkemas-kemas.
"Untung aku simpen lima BB." singkat Ardi.
Ardi langsung menipas bakso sampai matang dan siap dikonsumsi Mitha. Ardi dan Mitha duduk dikursi, semua penjual disamping-samping Ardi sudah tutup, tinggal mereka berdua. Bersama bintang, mereka mengobrol, canda tawa sampai jam sebelas malam. Mitha membantu Ardi memberesi dagangannya dan pulang bersama.

Pagi hari kemudian, Alaram handphone Mitha beerdering keras tepat di bawah kupingnya yang serentak membangunkan Mitha.
Hitam yang mengelilingi mata Mitha yang masih mengantuk duduk sendiri di kntin kampus. Saat Mitha menyandarkan kepalanya di meja, "Woyyy!!" kaget Nana dan duduk di kursi depan Mitha. Serontak Mitha mengankat kepalanya dari meja dengan mata sipit-sipit yang sebenarnya tak mau dibuka.
"Aduhh, apaan sih Na! Gue masih ngantuk tauu!" ujar lembek Mitha
"Makanya, kalo beli BB tuh sekali aja kalek! Lo bolak balik nyampe tiga kali! Udah kaya minum obat aja lu!" ledek Nana
"Namanya juga cinta!" jawab Mitha semringah yang tadi ngantuk kini matanya bersinar terang dan tersenyum-senyum.
"ya deh, yang lagi kesem-sem sama Mas Ardii.." ledek Nana lagi
"Oh, iya, ngomong-ngomong Cidy kok nggak keliatan?" Ujar Mitha menengok kanan-kiri mencari Cindy
"Kayaknya nggak masuk deh, soalnya dikelas tadi juga nggak ada! Samperin yuk!" ajak Nana
"Ayuk, cuss!" Mitha berdiri menggeret tangan Nana dan pergi.

Pukul empat sore, ditempat biasa, tetapi suasana berbeda karena Ardi tidak ada.
"Wah, Mitha, Ardinya lagi nggak jualan hari ini." ujar ayah Ardi
"Emangnya ada apa, ya pak?" tanya Mitha sopan
"Lagi sakit." singgat ayah Ardi
"Oh, ya udah pak, saya belinya nanti aja!" panik Mitha bergegas lalu pergi.
"Yaa.." lantang ayah Ardi menjawab Mitha yang sudah pergi mengendarai motornya.

Sesampainya didepan rumah Ardi, Mitha yang panik dan takut plus malu turun dari motornya perlahan dan menaiki tangga menuju pintu. Tetapi Mitha masih mengumpulkan nyawa untuk bertemu dengan Ardi, jantungnya berdegum keras sampai-sampai suaranya menelan ludah terdengar. Tiba-tiba pintu terbuka, Mitha kaget dan melihat.
"Kak Mitha?!" ujar Tomy (adik Ardi)
"Hai" Sapa Mitha kaget mengankan tangan kanannya menyapa
"(Menengok kedalam rumah) Mau nyari kak Ardi ya?" tanya Tomy
"Iya, Ardinya ada?" jawab plus tanya Mitha
"Ada tuh, baru nonton TV. Masuk aja, aku tinggal dulu, ya." ujar Tomy lalu pergi meninggalkan Mitha.

Setelah nyawanya terkumpul, ia memberanikan diri masuk dengan cepat dan serontak kaget menutup mata serta berbalik badan dengan teriakannya karena Ardi yang tak memakai baju atas.
"AAAAAA!!!!" teriak Mitha yang membuat Ardi menutup kupingnya
"Iy gue pakek kaos dulu!" Ardi berdiri menuju ke almari dan memakai kaos putih polos. Tetap saja Mitha melirik ke belakang sedikit. Sesudah itu, Mitha masuk duduk dikursi berdua dengan Ardi.
"Nih (memberikan bungkus) katanya kamu sakit." ujar Miths
"Wah, apaan nih? (melihat isi bungkus plastik)" tanya Ardi yang masih tersenyum
"Ya, gue cuman bawain buah-buahan, tapi cuma pisang" jawab Mitha
"Emang muka gua kaya monyet ya?" canda Ardi
"lima puluh persen sih.." balas Mitha tertawa.

Malam minggu telah tiba, Mitha yang sudah mempunyai rencana untuk mengajak Ardi keluar, yang sudah ia tulis di Memo dalam handphonya seminggu yang lalu.
"Gimana, nih gue? Udah cantik belom?" tanya Mitha memandangi cermin
"Cantik kok! Sukses yah!" support Nana dan Cindy

Mitha berjalan sendiri menuju rumah Ardi dengan setengah nyawa yang malu, takut, senang, dan pastinya campur-campur. Saat Mitha sampai dirumah Ardi, ternyata ia juga keluardari rumah, serentak Mitha malah bersembunyi. Hingga Ardi terlihat sedikit jauh, Mitha bergegas lari mengikutinya dari jauh dan bahkan Ardi pun tahu kalau ada Mitha dibelakang, tetapi ia hanya tersenyum. "Aduh!, kok gue jadi kaya penguntit! Gue kan pengen ngajak Mas Ardi jalan" pikir Mitha. Sesampai Ardi disebran jalan besar, Mitha bergegas menyusul tanpa menengok kanan kiri dan akhirnya "DUARRR!" bunyi tabrakan yang sampai ketelinga Ardi yang menghilangkan senyum diwajahnya. Ardi berhenti dan terlihat banyak orang didepannya berlari ke belakang, serontak ia menengok kebelakang dan berlari.

Mitha perlahan membuka mata membangunkan diri dan dilihatnya Ardi memegang tangan Mitha duduk tertidur disampingnya. Dilihatinya sekeliling, ternyata Mitha dikamar Ardi. Ardi kemudian bangun.
"Udah bangun Mit?" tanya Ardi
"Loh, kok aku ada disini?" bingung Mitha
"Kamu tadi ngeliat orang ketabrak, terus kamu pingsan, ya udah aku bawa kesini" terang Ardi.
"Ohh, gitu ceritanya" hela Mitha
"Udah malem, kamu tidur disini aja, besok aku anter pulang" tawar Mitha
"Hah" malu Mitha
"Daftar ke sepuluh, di Memo kamu" sahut Ardi
Mitha kaget dan mencari handponenya
"Nih, HP kamu" ujar Ardi memberikan HP Mitha.
"Ihh, kam baca mem aku, ya!" malu Mitha
"Buat ciumannya, kapan-kapan aja ya!" ledek Mitha
"Apaan sih! Aku kan mau tau!" tegas Mitha tersenyum-senyum
Lalu serontak Ardi memeluk Mitha sambil berkata "Daftar memo kedua!"

Daftar Memo Mitha :
1. Ciuman sama Mas Ardi
2. Pelukan sama Mas Ardi
3. Diner sama Mas Ardi
4. Liat bintang sama Mas Ardi
5. Ngobrol sama Mas Ardi
6. Nonton sama Mas Ardi
7. Nge-game sama Mas Ardi
8. Bersanddar di pundak Mas Ardi
9. Dinyanyiin sama Mas Ardi
10. Tidur (Cuma tidur ajah!) sama Mas Ardi

"Eh, jangan tidur dulu! Katanya mau liat bintang?" Ujar Ardi menggeret tangan Mitha keluar rumah dan duduk dikursi dan Mitha bersandar di pundaknya. Menikmati indahnya gemerlap bintang dan Mitha melirik-lirik muka Ari begitu juga sebaliknya hingga tertawa bersama.

-The End-
Follow: @yb_films
Cpyrighyt 2014 by  Yusuf Bhactiar

Rumah Gurita | Shandy Aulia & Boy William

RUMAH GURITA

 

 Details

  • Title: Rumah Gurita/Potato House
  • Also known as: Mystery Rumah Gurita, Bandung
  • Genre: Horror, Thriller, Drama, Romance
  • Distributed: Hitmaker Studios
  • Release Date: October 30, 2014

Synopsis

Not Yet.

Cast

Main Cast
  • Shandy Aulia as Selena
  • Boy William as Rio
  • Kemal Palevi
  • Maria Sabta

Production Credits

  • Producer: Rocky Soraya
  • Director: Jose Poernomo
  • Screenwriter: Rieham Juniawati
Setelah sekses menggarap Rumah Kentang, 308, dan Mall Klender, Kini Hitmaker Studios kembali akan meluncurkan sebuah film Horror Classic bersama Jose Poernomo yang akan rilis Hallowen 2014. Film ini diperankan oleh Shandy Aulia dan Boy William yang diplot sebagai sepasang kekasih. Tak hanya mereka saja, aktor komedian Kemal Palevi pun turut menghiasi film ini bersama juga Maria Sabta.

Promotional Post:











Behind The Scene:



















Poster Kreasi Yusuf Bhactiar (@yb_films) :













Desain by : Dramawiki.com
Foto credited by: Shandy Aulia, Jose Poernomo, Kemal Palevi, and Yusuf Bhactiar.
Funpage: https://www.facebook.com/RumahGuritaTheMovie